Elderly Exercise – Olahraga untuk Lanjut Usia, Bagian I

* Dok, saya sudah tua, cucu saya sudah 6 orang, apa perlu olahraga?
* Aktifitas saya hanya menunggu cucu sambil berbenah rumah, menyapu atau mengepel sampai saya berkeringat, apa sudah cukup?
* Dok, saya punya penyakit jantung apa aman buat saya berolah raga?

Pertanyaan diatas sering saya dapatkan pada saat berjumpa dengan pasien yang berusia diatas 60 tahun. Aktifitas fisik secara rutin memiliki dampak yang baik untuk meningkatkan kesehatan lansia (lanjut usia), namun aktifitas fisik yang salah akan menimbulkan risiko lebih besar dari manfaat yang diperoleh.

Latihan pada lansia perlu dibedakan berdasar beberapa kondisi:

* Penyakit yang diderita seperti penyakit jantung, darah tinggi, diabetes atau rematik
* Kebiasaan olah raga sebelumnya
* Status kognitif pasien : apakah ada kepikunan?
* Riwayat jatuh sebelumnya

Sebagai panduan awal untuk memulai latihan pada lansia, tentukan terlebih dahulu apakah kondisinya memungkinkan? Apakah ada kontraindikasi? Hal ini harus dijawab oleh dokter keluarga anda terlebih dahulu setelah melalui pemeriksaan yang baik.

Bagian I dari artikel ini akan menekankan mengenai pemahaman kondisi yang terjadi pada seorang lansia dan mengenai latihan serta diet yang tepat, secara spesifik akan dibahas di bagian II.

Pada lansia yang sehat masih terjadi penurunan kadar masa otot hingga 40% dan digantikan oleh jaringan lemak. Selain terjadi penurunan secara kuantitiatif dari massa otot, kualitas kekuatan otot yang ada juga turun. Perubahan lain dalam sistem muskuloskeletal lansia juga mencakup perubahan kekuatan dan komposisi tulang. Kehilangan masa tulang adalah gambaran khas dari lansia sebagai akibat kehilangan mineral tulang, perubahan sistem hormonal, penurunan aktifitas dan kurangnya paparan sinar matahari.

Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi organ secara sistemik, seperti penurunan fungsi ginjal, fungsi jantung, mata maupun fungsi kognitif (intelektual) yang harus diperhatikan sebelum merencanakan diet dan olah raga yang sesuai.

Pembahasan berikut adalah mengenai beberapa perubahan organ yang penting untuk anda ketahui.

Jantung adalah organ muskular (sebagian besar adalah otot) yang berperan dalam memompa darah untuk beredar di seluruh tubuh. Jantung yang mengalami beban berat secara kronik akibat penyakit penyakit tersebut, akan mengalami pembesaran otot. Berbeda dengan otot bisep yang bisa dilatih hingga membesar dan bertambah kuat, pembesaran otot jantung akan mengakibatkan kelelahan otot dan failure dalam memompa darah. Apabila hal ini telah mencapai batas ambang yang dapat ditoleransi akan menimbulkan keluhan seperti lelah, sesak nafas dan pada kondisi berat dapat terjadi henti jantung.

Ginjal adalah organ yang memiliki fungsi utama untuk menyaring darah dan membuang racun hasil metabolisme maupun racun yang kita konsumsi secara tidak sengaja. Pada lansia sehat, ginjal akan tetap berfungsi baik. Pada atlet binaraga yang mengkonsumsi protein tinggi tanpa ada kelainan sebelumnya, ginjal tidak akan mengalami gangguan secara bermakna, bahkan pada donor ginjal sehingga hanya memiliki satu buah ginjal, masih cukup untuk berfungsi dalam menopang kebutuhan badan. Namun bila ginjal mengalami kerusakan yang diakibatkan terutama oleh hipertensi, kencing manis, infeksi berulang, atau batu ginjal, akan terjadi perubahan dalam struktur dan fungsinya. Jaringan parut akan menumpuk sebagai respon dari perbaikan kerusakan sehingga filter yang ada akan tidak berfungsi baik. Akibat dari gagal ginjal adalah sesak, muntah hebat hingga kejang yang mengharuskan untuk dilakukan cuci darah.

Kognitif otak. Pada lansia, umum (namun tidak selalu) terjadi penurunan fungsi intelektual/ kognitif. Penyakit yang sering kita lihat adalah kepikunan/ demensia, parkinsonisme, stroke dengan berbagai gejalanya. Beberapa kondisi diatas memang dapat dicegah dan salah satunya adalah dengan latihan fisik teratur.

Gangguan penglihatan dan pendengaran. Pada lansia beberapa penyakit yang sering dijumpai adalah katarak, gangguan retina karena kencing manis dan hipertensi. Penurunan fungsi mata dan telinga harus diperhatikan dalam merencanakan oleh raga karena akan berpengaruh dalam sistem keseimbangan dan risiko jatuh pada lansia.

Gangguan atau penurunan fungsi organ diatas harus terlebih dahulu dimengerti dan disesuaikan untuk merencanakan latihan fisik pada lansia. Latihan yang salah atau tidak tepat akan menimbulkan risiko yang lebih berbahaya, namun dengan latihan yang tepat, manfaat latihan bagi lansia akan juga sangat signifikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EVALUASI DAN PROSES PENGUKURAN DALAM PENJAS ADAPTIF

Kunci Renang Gaya Bebas yang Efisien

Kenapa Sarapan Penting untuk Menurunkan Berat Badan